Senin, 24 Mei 2010

jalan-jalan seru

ingin rasanya menghabiskan waktu jalan-jalan bersama teman setelah penat pikiran ini semakin bertambah karna banyak tugas kuliah..
yah paling nggak lihat-lihat pemandangan yang asri, mancing, atau cuma jalan-jalan ja ketempat yang belum pernah didatangi..

akhirnya kami cuma jalan-jalan disebuah daerah yang penuh dengan nuansa alam, semuanya serba hijau dari berbagai macam pepohonan..
yang asyiknya lagi kita bisa melihat buaya liar yang hidup dirawa-rawa di daerah tersebut.
konon juga kata orang-orang disekitar sana ada jg yang namanya buaya putih, jelmaan dari nenek moyang. yah gak tahu benar pa gak, yang jelas daerah itu memang banyak buayanya.
buaya rawa, bukan buaya darat..

banyak yang mancing juga nich, walupun sudah dipasang peringatan hati-hati ada buaya.
yah yang penting kan kita gak ada niat buruk disana dan yang jelas kita gak boleh ngomong-ngomong jorok loh. selain dosa ntar takutnya ada apa-apa ma kita.

SAHABATKU

Berapa banyak teman yang kamu punya? tak terhitung? Lalu berapa banyak sahabat yang kamu punya? Saya yakin, untuk menjawab pertanyaan ini, kita butuh waktu sejenak untuk berpikir siapa saja sih yang benar-benar menjadi teman dalam suka dan duka kita?

Saya akui, sahabat saya tidak banyak, sedikit sekali malah. Walaupun begitu, entah kenapa, saya tidak pernah merasa kekurangan. Mungkin kalian juga merasa seperti itu. Memahami orang lain, terutama teman, yang begitu banyaknya, dengan karakter bermacam-macam, bukan pekerjaan mudah. Namun, dalam perjalanan kita memahami teman-teman kita, bukan mustahil bahwa kita menemukan seseorang yang tanpa susah payah kita pahami dan mengerti. Begitu pula sebaliknya. Seseorang itulah yang ke depannya berpotensi menjadi sahabat kita, yang apabila berada di dekatnya, ada perasaan lega, tak harus memikirkan atau melakukan apapun di luar keinginan kita. Berteman dengan apa adanya, sungguh merupakan kelegaan sangat.

Bagi saya, sahabat itu bukanlah seseorang yang selalu ada, paling update info tentang kita, atau orang di mana kita bergantung maupun sebaliknya. Saya lebih senang bersahabat dengan hati. Di mana hati ini yang menggerakkan segala perlakuan dan tingkah laku kita kepada sahabat. Saya dan sahabat sama-sama menikmati persahabatan ini dengan hati. Tanpa paksaan, saling mengerti dengan sendirinya, dan tak lupa berbagi. Berbagi hal-hal yang pantas dan perlu untuk dibagi. Berbagi hal-hal yang menyenangkan untuk dibagi.

Sahabat yang selalu sedia setiap saat, saya rasa sangat sedikit sekali. Ada yang mengatakan juga bahwa sahabat itu adalah orang selain keluarga kita yang siap untuk kita kapan saja. Saya hanya setuju pada pernyataan itu untuk kasus-kasus khusus, yang di luar kebiasaan. Bukan sahabat namanya kalau memaksakan kehendak, bukan sahabat namanya kalau tidak mengerti kondisi sahabat kita sendiri. Masing-masing kita punya kehidupan bukan? :D Di situlah sahabat berperan, memahami tanpa harus menghakimi.

Saya punya sahabat. Kita memang tidak selalu bersama akhir-akhir ini. Namun bukan berarti tanpa adanya komunikasi persahabatan bisa selesai begitu saja bukan? mereka ini teman kuliah . Tidak terhitung berbagai macam kejadian yang dilalui bersama. Kalau biasanya ada saatnya antar sahabat itu bertengkar atau berselisih paham, saya belum pernah mengalaminya. Mungkin karena persahabatan ini dijalani dengan hati. Sedikitpun saya tidak pernah punya rasa kesal, marah atau apapun yang negatif terhadap mereka. Aneh gak sih? :lol: Dan kita bukan tipe sahabat yang selalu telpon-telponan, selalu jalan bareng, dan selalu-selalu lainnya. Kita bersahabat apa adanya. Saling mengerti dan memahami. Itu saja.

Saya masih ingat saat kebersamaan itu, canda tawa mengiring hari2 kita..
rasanya terasa indah, waktu itu kami lari pagi di sebuah bukit pinggiran kota.. memakai kostum yang sama, emang sech dulu kami pingin buat kumpulan anak-anak kost yang intinya bukan tertuju seperti gank, tapi ini hanya untuk sekedar mempererat persaudaran aja. sayangnya semua itu tak terlaksana.. tapi gak apa lah.. pokoknya cerita bersama kalian tak kan pernah terlupa.


Jumat, 14 Mei 2010

ketika

ketika kita mencoba menyadari bahwa kita telah dilahirkan kembali atau kita telah disadarkan oleh perasaan-perasaan kita. mungkin di suatu titik kita akan penyesalan atau orang menyebutnya apa.

ketika engkau mulai melihat wajah kusutmu di depan sebuah cermin yang merefleksikan guratan-guratan wajahmu. sebuah wajah yang terluka ... sedih ... sebuah harapan yang telah direnggut oleh kekecewaan. sebuah wajah yang terkadang kita sendiri susah mengenali ... kumal ... jorok.

ketika kita mulai lebih dalam melihat cahaya yang mulai berkaca-kaca pada refleksi cermin. sebuah lilin kecil yang terdapat di dalam mata yang akan tertangkap seribu atau bahkan tak hingga pertanyaan ... jawaban ... perasaan ... atau entah apa lagi seorang insan menyebutnya.

tetapi ada suatu memori yang bisa menjelaskan keberadaan lilin kecil itu. sebuah bank data yang mengalir di dalam sel-sel kelabu otak. sebuah keindahan di dalam alam maya yang terkadang terbelenggu oleh cahaya itu sendiri.

sebuah memori terindah.

ketika kita sadar bahwa itu semua adalah alam bawah sadar kita.
ketika kita mulai melepaskan ikatan kedua kelopak mata dan melihat realita. sebuah alam yang menyakitkan. sebuah alam yang menyiksa. sebuah alam maya ciptaan-Nya.
ketika hanya tersisa air kesegaran dan sepuntung rokok harapan.
itu semua adalah ketika aku tak sadar

sahabat

Sahabat, pernahkah kita mencoba memahami makna persahabatan?
Ketahuilah sobat, ia itu mengandung makna yang menggelora, namun tak pernah terangkum dalam ribuan kata-kata... kau hanya bisa merasakan dahsyat pengorbanannya, namun tak pernah mampu kau sentuh wujudnya.... ia hanya dapat kau rengkuh ketulusannya, namun tak pernah mampu kau peluk adanya....


Ia itu seperti angin yang membadai... kau hanya dapat menemukan jejak amuk di tanah-tanah yang dialaluinya, tapi kau tak kuasa menciptkan dan menghentikannya... ia ibarat api yang menyala... kau hanya dapat melihat amuk amarahnya, tapi tak sanggup kau genggam bara dan panasnya....

ku kan ku ingin berubah

Aku juga mampu mengubahnya. Mudah untuk berkata dan amat mudah untuk dikatakan. Saban tahun mengiakan untuk berubah. Merancang untuk berubah dan mengharapkan ada perubahan.
Yah... perubahan pasti ada. Cuma bagaimana perubahan itu. Adakah perubahan itu perubahan yang kita pinta, harapkan , rancangkan atau perubahan yang terpaksa kita terima, perlu kita terima yang sememangnya bukan dalam kotak fikiran kita.
Aku ingin berubah.
Memang ingin berubah. Apa yang aku mahu ubah? Mental:- Perangai? Cara kerja? Persepsi? Prinsip? Nilai atau......... fizikal:- ketinggian?, kekurusan? kemulusan? Rohani:- Kekusyukan?Amalan? dllll....
Aku juga mampu berubah. Mampu. Kemampuan bukan terletak pada senarai dlm 5 m/s helaian diary. Kemampuan terletak pada usaha, tindakan yang konsisten. Kesungguhan. Dan saling memerlukan dengan sekitar. Org lain itu penting. Keluarga, sahabat, kawan2 persekitaran juga ada peranan. Betapa egohnya klu aku mengaku aku boleh berdiri sendiri. Aku masih memerlukan yg lain selain aku.
Berubah. Bermula dengan lebih positif menghadapi hari-hari mendatang. Mahukan yang positif perlu memulakan dengan memberi yang positif. Kongsikan yang positif.
Bersedia untuk berubah.
Bersedia untuk menerima sebarang perubahan.
Bersedia untuk menjadi vektor perubahan.
Bersedia untuk merubah.
Bersedia dengan apa yang mahu diubah.

********Terima kasih kepada sahabat2 ku. Memahami aku satu anugerah yang tak ternilai buat ku. Kalian mahukan sesuatu yang berubah dlm diri ku. Dan juga mendoakan perubahan itu. Aku hargainya. Cuma perubahan yang kalian harapkan belum masanya untuk ku. dan mungkin juga takdirnya belum bersedia untuk ku. Aku akan berubah... mengubah beberapa perkara yang mungkin org lain memikirkannya sesuatu yang kecil atau juga aku sendiri yang memikirkannnya sesuatu yg remeh. Terima kasih sahabat. Aku akan lakukannya untuk perubahan yang satu ini. Dan dlm masa yang sama aku akan merubah sesuatu yang lain untuk aku dan aku dan keluarga ku dan kalian dan org disekeliling ku. Kita utamakan mana yg utama disamping bersedia dengan apa2 yg berkaitan dengan kata dasar "UBAH".... :-)

ku ingin kau bahagia

"Aku kan bahagia bila kau bahagia..." Ungkapan yang biasa kita dengar bila bila sang kekasih terpaksa melepaskan sing kekasihnya... Ungkapan rela hati....

Terfikir. Betulkah dia rela hati melepaskan kekasihnya atau dia cuma menyedapkan hati sendiri atau hati mantan kekasihnya itu...

Benar. Dia hanya menyedapkan hatinya. Namun ia tidak benar untuk semua org. Terutamanya kepada mereka yang percaya kepada, "kita kan dapat apa yang kita berikan". Kita berikan kebahagian kepada org itu, kebahagian juga kan datang kepada kita. Bagaimana? Kita lepaskan dia...dia bahagia dengan pilihannya maknanya kita telah memberi bahagia kepadanya.. Dan bahagia kita itu bila mana kita telah membahagiakan dia. Bagaimana kita nak bahagia kalau kita berdendam kerana ditinggalkan. Ada sahaja rasa dengki, marah dan sebarang unsur negetif dalam diri kita. Tidak redha dengan apa yg berlaku. Akhirnya dengan unsur negetif dalam diri memakan diri sendiri. Hidup tak tenteram jiwa beragam. Di mana peluang ketenangan? Di mana ruang kebahagiaan?
Berbalik kepada bahagia itu bila kita membahagiakan. Apa itu bahagia? Bahagia itu subjektif... Ada org kata bahagia bila isterinya cantik, ada kata dia bahagia gajinya besar.. ada org bahagia naik pangkat walaupun pangkatnya ketua pak guard, ada org bahagia klu hasil tulisannya disiarkan d majalah... bahagia adalah di hati masing-masing... bahagia- di mana perasaan yang muncul apabila keinginan / hajat / impian tercapai... Bila bahagia itu ada. Kita tidak mencari lagi bahagia sebaliknya kita menjalani bahagia itu dan hidup lebih bermakna. Membahagiakan....berbahagia..

Template by : kendhin x-template.blogspot.com